Infodesaku | Tanjungpandan - Kehipun para Buruh semakin termarjinalkan ,walaupun Gaunnya Pemerintah selalu ingin memperbaiki nasib sang Buruh .
Namun Buruh buruh yang bekerja dipelosok pelosok daerah terpencil selalu termajinalkan apalagi lokasi kerjanaya jaut dari Pusat Pemerintah yang sulit terkontrol oleh pihak pihak yang terkait.
Inilah satu contoh potret Buruh yang ada di Belitung,Tanjung pandan ,lebih dari 11 tenaga Buruh pekerja sawit yang kebanyakan kaum perempuan . Mereka bekerja disebuah perkebunan sawit di sekitar gunung gasing ,kecamatan sijuk.
Sungguh tragis dalam ketidak berdayaan mengadu nasib bekerja untuk menafkahi keluarga dirumah hanya untuk menyambung sesuai nasi dari awal bulan ke ujung bulan,mereka masih diperlakukan dengan aturan aturan yg merumitkan pemikirian pekerja.
”Kami tidak boleh bekerja oleh Perusahaan jika tidak bisa ikut menandatangani kontrak kerja bekerja . Alasan mereka tidak mau karena pasalnya dalam kontrak kerja tersebut diterahkan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan ini dibayar dengan sistim borongan, ” Ini kan diluar kesepakatan ,” kilah salah satu pekerja sawit yang enggan disebutkan , kepada Infodesaiku.
Suhardii selaku Ketua III DPRD kabupaten Belitung ketika ditanyakan ,membenarkan Pihaknya menerimah laporan beberapa waktu yang lalu dari 11 tenaga sawit tapi baru hanya alat keselamatan kerja saja yang dipenuhi ,tetapi masalah upah yang katanya akan dibicarakan terlebih dahulu kepada pemilik kebun belum ada hingga saat ini. (ANDAMA)
Namun Buruh buruh yang bekerja dipelosok pelosok daerah terpencil selalu termajinalkan apalagi lokasi kerjanaya jaut dari Pusat Pemerintah yang sulit terkontrol oleh pihak pihak yang terkait.
Inilah satu contoh potret Buruh yang ada di Belitung,Tanjung pandan ,lebih dari 11 tenaga Buruh pekerja sawit yang kebanyakan kaum perempuan . Mereka bekerja disebuah perkebunan sawit di sekitar gunung gasing ,kecamatan sijuk.
Sungguh tragis dalam ketidak berdayaan mengadu nasib bekerja untuk menafkahi keluarga dirumah hanya untuk menyambung sesuai nasi dari awal bulan ke ujung bulan,mereka masih diperlakukan dengan aturan aturan yg merumitkan pemikirian pekerja.
”Kami tidak boleh bekerja oleh Perusahaan jika tidak bisa ikut menandatangani kontrak kerja bekerja . Alasan mereka tidak mau karena pasalnya dalam kontrak kerja tersebut diterahkan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan ini dibayar dengan sistim borongan, ” Ini kan diluar kesepakatan ,” kilah salah satu pekerja sawit yang enggan disebutkan , kepada Infodesaiku.
Suhardii selaku Ketua III DPRD kabupaten Belitung ketika ditanyakan ,membenarkan Pihaknya menerimah laporan beberapa waktu yang lalu dari 11 tenaga sawit tapi baru hanya alat keselamatan kerja saja yang dipenuhi ,tetapi masalah upah yang katanya akan dibicarakan terlebih dahulu kepada pemilik kebun belum ada hingga saat ini. (ANDAMA)
Posting Komentar
Silahkan Anda Beri Komentar Pada Berita Ini, Sebagai Penyemangat Kami Dalam Memberikan Berita Terbaik Untuk Anda