Infodesaku ǀ
Bogor - Purwabakti memiliki arti “purwa” wiwitan ( pertama atau awal ) “ Bakti
“ berarti sebuah pengabdian “Purwabakti“
awal dari sebuah pegabdian. Sebagai hamba manusia berkewajiban mengabdi pada
Sang Khaliq/Sang pencipta, sebagai “Somah” ( Rakyat ) berkewajiban mengabdi
pada Pemerintah (Raja), pengabdian
kepada kedua orang tua, guru dan mertua,( Guru, Ratu Wanga Tua, Karo ), terlebih
lagi pengabdian
terhadap diri sendiri, sebagai sebuah bentuk penghargaan terhadap waktu, menciptakan
sebuah kedisiplinan terhadap semua aturan yang berlaku baik aturan yang
tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Cermin budaya yang adiluhung masih
nampak di lestarikan di desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor,
ajen warisan budaya bukan lagi hal yang asing bagi masyarakat desa yang di
pimpin oleh Mulyadi,
Waisan ajen budaya yang acap
kali terdenger pada penghujung tahun adalah sedekah bumi yang dirangkai dengan
ritual seren taun, tidak setiap kelompok, atau komunitas kampung/desa melakukan
hal itu. Sedekah bumi yang merupakan ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas
apa yang telah di dapat dari bumi, hasil pertanian atau sejenisnya, peternakan,
perikanan dan lain sebagainya, meskipun yang di dapat tidak seperti yang di
harapkan, sedekah bumi dan seren tahun tetap dilaksanakan. Ibu pertiwi dan
Bapak Buana, kalimat-kalimat simbolisma
itulah yang masih terdengar di daerah-daerah atau desa-desa yang masih
memiliki hamparan sawah dan kebun yang hijau terbentang. Sedekah bumi dan seren
taun yang dilaksanakan di Desa Purwabakti
kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor mendapat dukungan dari beberapa desa
tetangganya, Desa Ciasmara dan Desa cibunian.
Mulyadi Kepala Desa Purwabakti
mengungkapkan sedekah bumi dan seren taun di desanya bukanlah hal yang baru dan
bukan pula hal yang mengada-ada, tetapi adalah gaya hidup masyarakat yang turun
temurun yang tak boleh hilang dengan alasan apapun, ungkapan rasa syukur yang
di wujudkan dalam ritual adat, kumpul bersama segenap masyarakat esensinya
adalah menjalin tali silaturahmi, yang didalamnya terkandung pendidikan moral,
tentang bagai mana menghargai orang lain, menghargai sesama mahluk baik mahluk
yang tampak terlihat maupun mahluk yang tidak terlihat, papar kepala desa yang
juga praktisi budaya ini. Ditambahkanya lagi dengan adanya acara itu diharapkan
warganya menjadi manusia yang pandai bersyukur dan mengabdi, figure ibu
dilambangkan olehnya sebagai sosok yang mewakili sang pencipta, bila ibu ridho
atas atas apa yang kita lakukan maka ridho sang pencipta pasti diperolehnya.
Bumi merupakan perlambang ibu, Indung anu ngandung Bapa anu ngayuga ini berarti
sebuah perencanaan masa depan. Dalam pengertian manusia dan alam saling
ketergantungan dan wajib kita untuk
mesnsyukuri agar keterikatan lebih dekat. Air, angin, batu, matahari.
dengan lugas kalimat itu menggelinding dari
bibir kepala desa Purwabakti.
Dikesempatan yang sama, Agus
Suyatna Kasi Komunikasi budaya Disbudpar Kab Bogor, menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada kepala desa
Purwabakti serta seluruh pihak yang telah bahu-membahu mengadakan rangkaian
acara sedekah bumi dan seren taun hingga berjalan sesuai rencana. Kami dari
dianas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor merasa sangat terbantu dengan
adanya acara semacam ini ungkapnya, kewajiban pemerintah untuk merepon dan
memfasilitasi acara-acara seperti ini
Ditambahkannya lagi
keprihatinan Agus pada sisi bahasa, bahasa sunda yang sudah nyaris hilang
penggunaannya di masyarakat sunda, terlebih lagi bagi yang tinggala
diperkotaan, pihak kami sangat terbantu dan menyambut baik acara ini. Di
kesempatan yang sama pula Ronny Kapolsek Cibungbulang – Pamijahan mengatakan
pada Infodesaku, pihaknya selalu siap mensukseskan rangkaian acara meski dengan
keterbatasan personil, dia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama
menjaga ketertiban dan keamanan agar acara yang sedang berlangsung berjalan
lancara dan tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Di tambahkannya lagi ini adalah
momen penting yang memang seharusnya terus dilakukan agar budaya tatar sunda
tidak hilang di tanahnya sendiri, upaya seperti ini memang perlu agar generasi
muda tau badayanya yang begitu luhur, hal itupun di dukung oleh Ana. S personil
Koramil Pamijahan.
Persiapan yang dilakukan
kurang dari satu bulan itu melibatkan seluruh elemen masyarakat secara utuh
dimulai muda dan mudi, salah satunya adalah Baris Kolot.
Baris kolot adalah sekelompok
orang yang selalu memegang ajaran pepatah turun temurun dari nenek moyangnya,
yang memeberikan keikhlasan dalam perjalan perjuangan kehidupan yang di sebut
pula Motekar” Moro Tekad Karuhun”.
Kegiatan yang dilakukan selama
tiga hari pada kamis malam tanggal 28/11/13 melakukan rangkaian kegiatan
syukuran di aula desa Purwabakti. Diikuti oleh tokoh masyarakat, pemuda/I.
Hari kedua Ziarah ke patilasan
Raden Jayasakti (Eyang Waringin) di Kampung purwabakti dilanjut mengambil air
dari Sumber mata air (hulu cai) dari cai kahuripan.
Malam sabtu Acara dilanjut
dengan kegiatan ruatan wayang golek menghadirkan kidalang Kobot basri dari
kampung cipining Cigudeg Bogor.
Hari sabtu ngadugel munding (pemotongan sapi) yang
bermakna symbol kenapa harus sapi… karena dengan harapan dengan pemotongan sapi
tersebut sapikiran, saidiologi…
Malam hari dilajut ke pentas
seni Sunda bobodaran yang dihadiri oleh artis sunda yang akrab di panggil
Ohang, pencak silat dari Tunas Mekar Leuwiliang diperagakan oleh yang paling
muda hingga paling tua usianya hingga 95 tahun yakni ma Una. Calung dari
cianten bogor.
Pada puncak acara yang dilaksanakan
minggu 01 Desember 2013 adalah arak-arakan dondang yang diprediksi hanya 53
dondang ternyata mencapai 73 dondang, belum lagi arak arakan hasil bumi,
seperti pisang, singkong. Trubug dan lain lain.
Bambang Sumantri selaku
pengsonsep acara menuturkan mengemblikan rasa memiliki bahwa tanah sunda ini
memiliki adat dan budaya serta tradisi yang disebut seren taun sedekah bumi,
dimana menyerahkan syukuran dan ungkapan terimakasih, artinya taun yang telah
dialalui artinya bentuk kembali dibuka taun yang baru dengan keselamatan baik
dunia maupun akherat.
Terlepas dari hasil bumi yg
disedekahkan pada acara tersebut memiliki pilosopi bergagi baik manusianya
alamnya dan penciptanya.
Yg terlibat Pemuda 3 desa,
Desa ciasmara diketuai oleh Juliam Riana, purwabakti Dadang Gandaradan desa
cibunian kang Juen dengan wajah berbinar mereka berharap kegiatan seupa akan
selalu terulang setiap tahun dengan kesan yang mendalam seperti yang
dirasakannya pada acara tahun ini.( Red )
Posting Komentar
Silahkan Anda Beri Komentar Pada Berita Ini, Sebagai Penyemangat Kami Dalam Memberikan Berita Terbaik Untuk Anda